Menurut Salah satu Peserta Perwakilan MA (Darwis S.Pd) Imtaq sangat efektif karena dinilai merupakan salah satu wahana yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan alasan karena melalui proses pendidikan di sekolah peserta didik akan memperoleh bukan saja aspek pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap. Dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan siswa melalui lembaga pendidikan sekolah,
Sedangkan Menurut Pandangan (Anugraha H,S.Pd) bahwa dari pembahasan dan penjelasan Pelatihan menemukan adanya kesamaan persepsi pada para siswa khususnya tema seks bebas bahwa seks bebas itu berbahaya dilihat dari sudut kesehatan ataupun budaya. Persepsi ini memunculkan adanya kesadaran akan bahaya seks bebas sekaligus kesadaran bahwa hal-hal yang menuju ke arah seks bebas berkembang di sekitarnya bahkan begitu mudahnya mereka mendapatkan materi-materi itu. Pada tataran realitas dapat dikatakan bahwa seks bebas itu ada di sekitar kita, dan kita tidak perlu menafikannya. Kondisi yang bertentangan tersebut akan menimbulkan adanya konflik moral individu. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara mereka terjebak ke dalam pornografi. (Mahfud Bachanan S.Pd) berkomentar bahwa konflik moral individu tersebut jika tidak ada penanganan yang tepat akan menimbulkan konflik moral massa. Dengan demikian para siswa akan terarah pada suatu realitas bahwa hidup adalah pilihan, tinggal bagaimana mereka menyikapinya khususnya terhadap seks bebas, tentu dengan segala konsekuensi-konsekuensi atas pemilihan cara pandang, sikap dan tindakannya tersebut. Ada atau tidak ada keharusan mengaitkan mata pelajaran dengan imtaq, fungsi guru sehubungan dengan hal tersebut adalah memberi ruang yang sangat mungkin menimbulkan kesadaran moral bagi para siswanya guna memberikan pijakan dan arah bagi kehidupan para siswa itu sendiri sekarang dan masa depan yang dalam bahasa agama adalah li'ila-i-kalimaatillah, menegakkan hukum Tuhan di muka bumi.